Tragis di Pasar Angso Duo Jambi: Tukang Pempek Tikam Seorang Pria, Diduga Akibat Penagihan Utang dengan Kekerasan
JAMBI – Suasana Pasar Angso Duo, Jambi, yang biasanya ramai oleh aktivitas jual beli mendadak berubah mencekam. Seorang pria tewas setelah ditikam dengan pisau oleh pedagang pempek pada Kamis pagi (1/5/2025) sekitar pukul 10.00 WIB. Insiden tragis ini diduga dipicu oleh pertengkaran akibat penagihan utang yang dilakukan dengan cara kasar oleh korban kepada pelaku yang diketahui bernama Anggi.
Menurut keterangan beberapa saksi mata di lokasi, kejadian bermula ketika korban bersama satu orang lainnya mendatangi lapak Anggi yang sehari-hari berjualan pempek di pasar tersebut. Korban, yang juga disebut sebagai pedagang namun bukan dari kalangan pedagang kaki lima seperti pelaku, diduga menagih utang kepada Anggi dengan nada tinggi dan perlakuan kasar.
“Katanya korban marah-marah, bahkan melempar batu ke arah pelaku. Mungkin karena tersulut emosi, pelaku langsung bereaksi dan terjadi cekcok hebat,” ujar salah satu pedagang yang enggan disebutkan namanya.
Menurut penuturan saksi tersebut, keributan sempat memanas dan berubah menjadi aksi kejar-kejaran antara pelaku dan korban. “Kejar-kejaran dari dalam pasar ke luar, baru akhirnya terjadi penikaman. Tapi saya lihatnya pas sudah ramai orang,” katanya.
Korban akhirnya tersungkur dengan luka tusukan di bagian tubuhnya dan sempat mendapatkan pertolongan warga sekitar sebelum dinyatakan meninggal dunia. Pihak kepolisian yang segera datang ke lokasi langsung mengamankan pelaku dan mengumpulkan barang bukti serta keterangan dari para saksi.
Sementara itu, narasumber lain menyebut bahwa pelaku dan korban memang sama-sama berdagang di kawasan Pasar Angso Duo, namun berasal dari latar belakang usaha yang berbeda. “Yang satu tukang pempek, yang korban itu dagang juga, tapi bukan pedagang biasa. Jadi memang mungkin ada persoalan lama yang belum selesai,” ungkap sumber dengan nada enggan menjelaskan lebih lanjut.
Hingga saat ini, polisi masih mendalami motif pasti di balik kejadian berdarah tersebut, termasuk mengecek apakah ada unsur perencanaan atau tindakan spontan yang terjadi akibat tekanan psikologis.
Pihak berwenang mengimbau masyarakat, khususnya para pedagang, untuk menyelesaikan masalah dengan cara yang damai dan menghindari tindakan kekerasan yang bisa berujung fatal. Kejadian ini menjadi pengingat bahwa emosi yang tidak terkendali dalam konflik personal dapat berujung pada tragedi.