Bupati BBS Serius Benahi RSUD Ahmad Ripin, Tapi Tak Didukung Penuh Pihak Internal

waktu baca 2 menit

Muaro Jambi – Bupati Muaro Jambi, Bambang Bayu Suseno (BBS), menunjukkan keseriusannya dalam membenahi sistem pelayanan kesehatan di daerah, khususnya di RSUD Ahmad Ripin. Dalam kunjungan kerjanya baru-baru ini, BBS menegaskan pentingnya peningkatan kualitas layanan kesehatan di rumah sakit maupun puskesmas se-Kabupaten Muaro Jambi.

Sebagai bentuk keseriusan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Muaro Jambi telah menjalin kerja sama strategis dengan Universitas Sriwijaya (Unsri) Palembang, Sumatera Selatan, untuk mendatangkan tenaga dokter spesialis guna mengatasi keterbatasan sumber daya manusia di bidang kesehatan.

“Kami terus menerima laporan mengenai kendala yang dihadapi RSUD Ahmad Ripin dan rumah sakit lain, mulai dari keterbatasan sarana prasarana hingga minimnya dokter spesialis,” ujar BBS saat melakukan peninjauan langsung ke RSUD Ahmad Ripin.

Program unggulan “Mudah Berobat, Semua Sehat” menjadi landasan Bupati BBS dalam mempercepat perbaikan layanan kesehatan bagi seluruh masyarakat. Ia menegaskan komitmennya untuk mendukung perbaikan dari berbagai aspek, termasuk fasilitas, sumber daya manusia, hingga anggaran.

“Kami berkomitmen penuh untuk memastikan pelayanan kesehatan di Muaro Jambi semakin baik dan merata,” tegasnya.

Namun sayangnya, semangat reformasi layanan kesehatan yang diusung Bupati belum sepenuhnya diikuti oleh jajaran bawahannya. Direktur Utama RSUD Ahmad Ripin, dr. Agus Subekti, justru kerap dikabarkan jarang berada di kantor. Ia lebih sering terlihat mengurus klinik pribadinya di Jalan Lintas Sengeti, Muaro Jambi.

Saat dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp pada Kamis, 29 Mei 2025, dr. Agus menyatakan sedang berada di luar kota. Ia juga enggan menjawab secara spesifik pertanyaan yang diajukan terkait kehadirannya dan kinerjanya di RSUD.

“Maaf ya, untuk urusan kantor lebih baik dibahas di kantor. Kami terbuka kok untuk informasi yang perlu disampaikan ke media,” tulisnya. Ia hanya menambahkan bahwa pertemuan bisa dilakukan jika telah membuat janji terlebih dahulu.

Kondisi serupa juga terlihat pada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Muaro Jambi, Afifudin, yang juga sulit ditemui dan memberikan jawaban serupa. Keduanya dinilai kurang menunjukkan dukungan nyata terhadap visi Bupati dalam memperbaiki layanan kesehatan di daerah.

Minimnya kehadiran serta respon dari dua pejabat kunci di bidang kesehatan ini tentu menimbulkan pertanyaan di tengah masyarakat: seberapa besar komitmen mereka dalam mendukung perubahan yang dicanangkan oleh kepala daerah? Harapan publik kini bertumpu pada langkah tegas Bupati untuk memastikan seluruh jajaran bergerak seirama demi kesehatan masyarakat Muarojambi yang lebih baik.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *